DEMAK, Fmedio.com – Bupati Demak Eisti’anah mengajak para santri di Pondok pesantren dan Desa bijak dalam pengelolaan sampah. Dia mennyebut Kabupaten Demak memiliki TPA di Desa Berahan Kulon Wedung. Jika tidak ada pengelolaan sampah, pastinya 20-25 tahun ke depan TPA sudah pasti penuh.
“Pondok pesantren memiliki andil besar dalam upaya pelestarian lingkungan,” ungkap Eisti’anah saat menghadiri Pelatihan Pengelolaan Sampah berbasis Masyarakat/ Komunitas Kec. Guntur (18/09).
Diharapkan, pondok pesantren di Demak tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga peduli terhadap isu lingkungan, termasuk dalam hal pengelolaan sampah.
Bupati Eisti juga mengungkapkan, pengelolaan sampah di lingkungan pondok pesantren merupakan langkah strategis yang dapat memberikan banyak manfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan juga menjadi sarana pendidikan bagi santri untuk memahami penting menjaga kelestarian alam.
Harapannya, setelah pelatihan tersebut seluruh santri mampu menjadi agen perubahan yang mendorong penerapan pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
“Dengan mengelola sampah secara mandiri kita dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, dengan memilah antara sampah organik dan anorganik”, ucapnya.
Terakhir, Bupati Eisti’anah mengingatkan agar mengurangi penggunaan kantong plastik, dan dapat memanfaatkan barang bekas yang masih digunakan kembali, seperti mendaur ulang sampah menjadi produk baru yang bernilai ekonomis.
”Mari kita kelola sampah sejak dini untuk Kabupaten Demak lebih bersih. Karena sampahku adalah tanggung jawabku”, pungkasnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Hidayat, KH. Ahmad Baidlowi Misbah sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan tersebut.
“Terimakasih Dinas terkait sudah mengadakan pelatihan pengelolaan sampah untuk Pondok pesantren. Agar para santri kami mempunyai ilmu tentang pengelolaan sampah dan bisa bermanfaat dikemudian hari”, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Muh Ridhodhin, mengungkapkan pelatihan pengelolaan sampah tersebut ditujukan agar para santri di Pondok pesantren dapat mengelola sampah sehingga dapat didaur ulang atau bahkan bisa menjadikan nilai ekonomis jika dimanfaatkan dengan baik.
“Pelatihan ini diharapkan bisa terus berkelanjutan dan dikelola dengan baik, sehingga nantinya jika adik-adik sudah lulus dari Pondok pesantren, pelatihan ini dapat ditularkan di Masyarakat”, kata Ridhodhin.(mar4/Fmedio)