JAKARTA, Fmedio.com – Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian mengatakan penelitian dan pengembangan teknologi menjadi alat yang ampuh dalam menghadapi situasi ancaman perubahan iklim.
“Melalui riset kita bisa memprediksi bagaimana sekarang perubahan iklim mempengaruhi pemanasan global,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (13/6).
Amarulla menuturkan perubahan iklim berdampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Suhu di Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu.
Para peneliti terus berupaya untuk mengatasi laju pemanasan global dan menekan kenaikan permukaan laut. Saat ini riset perubahan iklim lebih condong ke arah upaya mitigasi dan adaptasi.
Bagi Indonesia yang merupakan negara maritim, kata dia, kenaikan muka laut bisa berdampak buruk terhadap kondisi pulau-pulau kecil.
Amarulla mencontohkan Sumatera Barat (Sumbar) kini sudah mengalami abrasi yang luar biasa. Sedangkan di Jakarta intrusi air laut sudah merambat masuk hingga ke kawasan Monumen Nasional (Monas).
“Kita harus mengatasi bagaimana permasalahan ini, sehingga kerja sama dengan Asia Pacific Network for Global Change Research (APN) sangat penting,” ujarnya.
Pada 13 Juni 2024 BRIN menjadi tuan rumah pertemuan antar-pemerintah yakni “The 26th Intergovernmental Meeting of the Asia Pacific Network for Global Change Research 2024”. Pertemuan itu berlangsung di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan itu Indonesia mengangkat topik tentang perubahan iklim, bencana alam, dan permasalahan lingkungan hidup di wilayah pesisir.
BRIN memandang topik itu sangat relevan bagi Indonesia dan Asia Tenggara yang sangat rentan terhadap bencana terkait iklim dan permasalahan lingkungan, terutama di wilayah pesisir.(Atr/Fmedio)