DEMAK, Fmedio.com – Kabupaten Demak, Jawa Tengah memiliki satu tradisi yang digelar setiap tahun pada malam Iduladha. Tridisi tersebut adalah ancakan.
Tradisi Ancakan sendiri digelar di Pendopo Notobratan Kasepuhan Kadilangu, Demak, Minggu (16/6) malam. Kedatangan Bupati Demak Eisti’anah bersama suami, disambut hangat oleh Sesepuh Kadilangu Raden Muhammad Cahyo Imam Santoso.
Rombongan bupati disambut dengan pertunjukkan gerak rampak tegas dari kelompok Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Demak. Para pesilat memainkan golok dan tongkat dengan lihai. Ada juga yang menunjukkan kebolehan kekuatannya dengan memecahkan tiga batu bata yang terbakar api.
Panitia kemudian menata ancakan sebanyak 521 sajian di atas telasar. Menu ancakan terdiri dari nasi, sayur urap, ikan asin, dan daging, yang dibungkus dengan daun jati. Untuk piringnya, panitia menggunakan potongan bambu yang dibentuk persegi empat.
Setelah Sesepuh Kadilangu memanjatkan doa, dilanjutkan pukulan gong oleh bupati, warga langsung menyerbu ancakan yang sudah tergelar. Sajian ancakan ini, dipercaya akan membawa berkah bagi yang mendapatkannya.
Mulyadi (50), warga Demak, mengaku akan akan mengeringkan nasi ancakan yang didapat, lalu mencampurkannya dengan beras. Dia percaya dengan begitu, seluruh keluarganya akan mendapatkan berkah dari Kanjeng Sunan Kalijaga.
“Kata orang tua dulu, yang punya usaha juga akan dilancarkan,” ujarnya.
Menurut Bupati Demak Eisti’anah, ancakan tahun ini merupakan wujud sinergi yang baik antara Pemkab dan Kasepuhan Kadilangu. Jika biasanya ancakan hanya dilakukan oleh Keluarga Besar kasepuhan Kadilangu, tetapi tahun ini bisa berkolaborasi dengan pemerintah. Sehingga, jumlah ancakan yang biasanya hanya 300 sajian, kini bisa mencapai 521.
Bupati menyampaikan jumlah tersebut disesuaikan dengan usia Kabupaten Demak yang sudah 521 tahun. Dengan jumlah ancakan yang makin banyak ini, diharapkan keberkahan untuk masyarakat Demak juga makin bertambah.
“Maki banyak sajian ancakannya makin banyak pula keberkahannya,” kata dia.(mar4/Fmedio)